Peran Perawat dalam Dying Process Klien Terminal

Banyak masalah legal melingkupi peristiwa kematian, meliputi definisi dasar dari titik yang aktual dimana seseorang dipertimbangkan meninggal. Hukum mengidentifikasi kematian terjadi ketika ada penurunan fungsi otak yang hebat, selain fungsi organ yang lainnya. Ketika klien tidak mengizinkan pemberi pelayanan kesehatan untuk mencoba menyalamatkan hidup mereka, fokus perawat harus menjadi tujuan perawatan versus penyembuhan. Pada situasi lain yang melibatkan kematian, perawat memiliki tugas legal yang khusus. Misalnya, perawat memiliki kewajiban hukum untuk menjaga orang yang meninggal secara bermartabat. Penanganan yang salah untuk orang yang meninggal dapat membahayakan emosional bagi orang yang selamat.
Asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan menegangkan. Namun demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali martabatnya dapat menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat berbagi penderitaan klien menjelang jal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan kualitas hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perghatian.
Peningkatan Kenyamanan. Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distres psikobiologis. Perawat memberi berbagai tindakan penenangan bagi klien sakit terminal. Kontrol nyeri terutama penting karena nyeri mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene personal adalah bagian rutin dari mempertahankan kenyamann klien dengan penyakit terminal. Klien mungkin pada akhirnya bergantu ng pada perawat atau keluarganya untuk pemunuhan kebutuhan dasarnya.
Pemeliharaan Kemandirian. Sebagian besar klien menjelang ajal menginginkan sebanyak mungkin mapan diri. Mengizinkan klien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi dan makan akan mempertahankan martabat dan rasa makna diri. Ketika klien tidak mampu secara fisik untuk melakukan perawatan diri, perawat dapat memberikan dorongan dengan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa kontrol diri pasien. Perawat mencari isyarat non-verbal yang menunjukan ketidakinginan berpartisipasi dalm perawatan. Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi, terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partsipasi menjadi sulit.
Pencegahan Kesepian dan Isolasi. Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat mengintervensi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Klien menjelang ajal tidak harus secara rutin ditempatkan dalam ruang tersendiri di lokasi yang sangat jauh. Klien merasakan keterlibatan ketika dirawat bersama dan memperhatikan aktivitas perawat. Klien menjelang ajal dapat merasa sangat kesepian terutama pada malam hari dan mungkin merasa lebih aman jika seseorang tetap menemaninya di smping tempat tidur. Perawat harus mengetahui cara menghubungi kondisi anggota keluarga jika kunjungan diperlukan atau kondisi klien memburuk. Klien harus ditemani oleh seseorang ketika terjadi kematian. Perawat tidak boleh merasa bersalah jika tidak dapat selalu memberikan dukungan ini. Perawat harus mencoba untuk berada bersama klien menjelang kematian ketika diperlukan dan memperlihatkan perhatian dan keharuan.
Peningkatan Ketenangan Spiritual. Memberikan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar kunjungan rohaniawan. Perawat dapat memberi dukungan kepada klien dalam mengekspresikan filosofi kehidupan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari ketenangan dengan menganalisis nilai dan keyakinan yang berhubungan dengan hidup dan mati. Perawat dan keluarga dapat membantu klien dengan mendengarkan dan mendorong klien untuk mengekspresikan tentang nilai dan keyakinan. Perawat dan keluarga dapat memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan komunikasi, mengekspresikan simpati, berdoa dengan klien, membaca literatur yang memberi inspirasi, dan memainkan musik.
Dukungan untuk Keluarga yang Berduka. Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian dari orang yang mereka cintai dan, waktu yang bersamaan, siap sedia untuk memberikan dukungan. Perawat harus mengenali nilai anggota keluarga sebagai sumber dan membantu mereka untuk tetap berada dengan klien menjelang ajal.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang sedang dalam keadaan terminal, perawat harus memperhatikan hak-hak pasien berikut ini:
 Hak diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba,
 Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi,
 Hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya, apapun yang terjadi,
 Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian yang sedang dihadapinya,
 Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatan,
 Hak memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara berkesinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah menjadi tujuan memberikan rasa nyaman,
 Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian,
 Hak untuk bebas dari rasa sakit,
 Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur,
 Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya,
 Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat,
 Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianut,
 Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya bagi orang lain,
 Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah yang bersangkutan meninggal,
 Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang yang profesional, yang dapat mengerti kebutuhan dan kepuasan dalam mnghadapi kematian.

Tinggalkan komentar